SULTRACITIZEN.COM, MUNA – Tujuh Tamalaki dari Forum Masyarakat Adat Konawe Mekongga ( FORMAKOM ) & kader Angkatan Muda Bumi Anoa Sulawesi Temggara (AMBA- SULTRA) turut berpartisipasi dalam Festival Liangkabori Kabupaten Muna 2025 yang diselenggarakan pada 11-18 Juli 2025 di Desa Liangkabori, Kabupaten Muna.
Ketika dikonfirmasi sultracitizen.com pada Senin 14 Juli 2025, Ketua Umum AMBA SULTRA, Stenly Diover mengatakan partisipasi Tamalaki ini merupakan bentuk kolaborasi dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal khas Bumi Anoa, Sulawesi Tenggara.
Menurut dia, Kegiatan ini selaras dengan tema festival, “Lestarikan Budaya Leluhur Daseise Lalo Damowano Liwu,” atau dalam bahasa Indonesia, “Lestarikan budaya leluhur kita, satukan pikiran untuk memajukan daerah.”
” Tamalaki yang hadir adalah pasukan adat Kerajaan Konawe dan Mekongga , yang eksistensinya masih dipertahankan sampai saat ini oleh pemuda Tolaki Konawe dan Mekongga itu sendiri” ujar Stenly
Dia menambahkan ke tujuh Tamalaki ini mewakili beberapa organisasi adat yang bernaung di bawah FORMAKOM yang didalamnya juga ada organisasi kepemudaan AMBA-SULTRA yang di wakili Oleh Unang Saputra.
Dari informasi yang dihimpun, FORMAKOM & AMBA SULTRA didampingi oleh YM La Ode Riago,SH Sangia Kobenteno dan rombongan Pemersatu Masyarakat Muna Indonesia (PMMI) dari Kendari hingga ke Kabupaten Muna.
” Setibanya rombongan di tanah Muna, kami sempat mengunjungi situs-situs tua kerajaan Muna, seperti Benteng Kotano Wuna, Masjid Kotano Wuna, dan makam-makam leluhur Muna. Salah satu makam yang dikunjungi adalah Makam La Ode Husein (Omputo Sangia), ayahanda La Ode Teke, salah satu ulama yang membawa Islam ke tanah Konawe ” jelasnya lagi
Festival Liangkabori 2025, dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, budayawan, serta wisatawan lokal dan mancanegara.
Momen menarik dan harmonis terjadi saat pemberian cinderamata dari dua pihak, yaitu FORMAKOM dan Pemerintah Kabupaten Muna. FORMAKOM, yang diwakili oleh Dewan Sara, memberikan cinderamata berupa parang adat Taawu.
Sementara itu, Bupati Drs. H. Bachrun, M.Si dan Wakil Bupati Muna, La Ode Asrafil, S.H., M.H memberikan cinderamata berupa sarung motif Muna dan Kampurui. Sinergitas kedua belah pihak ini menegaskan kesepakatan untuk terus melestarikan Budaya Empat Pilar Sulawesi Tenggara.
Ketua Umum AMBA-SULTRA ini juga membeberkan Festival Liangkabori 2025 di Pulau Muna, merupakan kegiatan kebudayaan yang sangat penting. Liangkabori sendiri adalah salah satu situs peradaban kuno yang diyakini telah ada sejak 60 ribu tahun SM oleh beberapa peneliti.
” Di dalam gua tersebut terdapat situs-situs prasejarah yang kaya, seperti lukisan-lukisan pada dinding gua dengan berbagai bentuk flora dan fauna, telapak tangan, dan perahu. Temuan-temuan ini menjadi bukti bahwa peradaban Muna telah ada sejak zaman prasejarah” tandasnya
Ke Tujuh orang Tamalaki perwakilan FORMAKOM (Forum Masyarakat Adat Konawe Mekongga) ,diberikan PIN Penghargaan langsung dari Presiden PMMI Sekaligus Ketua DPD Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Kabupaten Muna YM. La Ode Riago , SH. Sangia Kobenteno atas partisipasi dalam kegiatan Festival Liang Kabori 2025 di Kabupaten Muna.
Dari informasi yang dihimpun, berikut adalah 7 Tamalaki FORMAKOM yang menghadiri Festival Liangkabori 2025 di Kabupaten Muna :
- Edi Vampir (TBM) Tamalaki Bokeo Mekongga
- Jasradin ( TMMS) Tamalaki Momea Mopute Sultra
- Rey (PKT) Panglima Kapita Tamalaki
- Muh.Amin Panglima (TWSM) Tamalaki Wutano Sangia Mekongga
- Hardin Ismail (Ketua Distrik Bagian Utara Dewan Sara ( Tamalaki Rire Panglima Mekongga)
- Asrul (PKT) Panglima Kapita Tamalaki
- Heriyanto Pagala (TWM) Tamalaki Wonua Mekongga
IKLAN