SULTRACITIZEN.COM – Tarian daerah menjadi warisan dari leluhur yang sarat makna dan harus dilestarikan hingga kini. Kesenian tari merupakan gambaran kondisi penduduk setempat seperti penyambutan tamu, peresmian pembukaan lahan pertanian maupun tari perang sebagai cara menghadapi musuh.
Berbicara soal tarian di Sulawesi Tenggara, kali ini tim redaksi akan coba menelisik tarian di Pulau Boton yang menjadi salah satu kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Masyarakat Pulau Buton sampai saat ini masih melestarikan dan menjaga adat istiadatnya yang di wariskan oleh para leluhur.
Sama halnya Seni Tari Galangi yang masih di ajarkan oleh generasi muda yang ada di dataran kepulauan Buton. Tari Galangi adalah tarian perang yang sudah dilaksanakan turun-temurun dari Kesultanan Buton sampai sekarang ini.
Tarian galangi ini menggambarkan bagaimana penggunaan gala (tombak) dalam menghadapi musuh. Dalam Penampilannya Tarian Galangi ini dipertunjukkan untuk mengiringi sultan saat keluar istana, menyambut tamu atau mengantar tamu.
Adapun penari tari galangi terdiri dari 11 kelompok,masing-masing kelompok terdiri dari 7 orang dan memakai busana atau Pakaian Sala Kaitela (celana puntung). Sedangkan untuk properti penari memakai Gala (tombak),tamburu (genderang), tombi male’i (bendera merah) dan tombi makuni (bendera kuning).
Tari galangi menceritakan bahwa Di zaman dahulu kelompok tersebut bertugas dalam mempertahankan kesultanan atau kerajaan jika ada serangan dari luar. Tari galangi adalah tari tradisional Kesultanan Buton yang merupakan tari perang dalam mengawal Sultan Buton, Sapati (Perdana Menteri) dan Kapitalao (Panglima Perang) dalam menjalankan tugas-tugasnya.Saat ini tari galangi menjadi atraksi wisata budaya dalam berbagai even kegiatan.
Pada tahun 2024, Tari Galangi di Kepulauan Buton resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) oleh Kementerian Budaya Republik Indonesia.
Sertifikat Apresiasi Tari Galangi yang juga sekaligus sebagai penetapan WBTb , diserahkan langsung oleh Mentari Kebudaayaan Fadli Zon kepada Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budi Revianto pada acara Apresiasi Budaya Warisan Indonedia (ABWI) digelar di Jakarta pada 16 November 2024. (Atim)